Perencanaan konstruksi atap baja ringan

Hal-hal Paling Penting Dalam Perencanaan Konstruksi Atap Baja Ringan

Hal-hal Paling Penting Dalam Perencanaan Konstruksi Atap Baja Ringan – Pada umumnya banyak orang masih percaya bahwa kayu mempunyai kualitas dan spesifikasi yang tidak tergantikan dengan bahan lainnya. Terutama bahan material yang dibuat oleh manusia. Para tukang pun ada yang masih bertahan dengan menggunakan kayu dibanding material lainnya. Alasannya tentu saja karena sudah terlatih.

Padahal selalu ada kisah penebangan pohon yang bisa jadi sadis di balik banyaknya pemasaran kayu yang besar. Karena mau tidak mau ada pengrusakan lingkungan bila tidak dilakukan pelestarian lebih lanjut. Sementara itu, jika penggunaan bahan kayu dilanjutkan terus menerus seiring dengan bertambahnya manusia dan kebutuhan bangunan rumah, lingkungan akan perlahan rusak dengan sendirinya.

Memang, kayu belum bisa ditinggalkan sama sekali dari pembuatan konstruksi rumah. Namun harganya yang terus melambung dan ketersediaanya yang semakin berkurang membuat kita harus mencari alternatif penggantinya, yakni dengan baja ringan. 

Perencanaan Konstruksi Atap Baja Ringan dalam Bangunan

Atap adalah mahkota dari sebuah bangunan. Bukan saja dari segi estetis, atap sangat krusial dipikirkan dalam sisi fungsinya. Dalam perencanaannya, atap harus ditentukan sejak awal. Apakah bentuknya cocok dengan bentuk bangunannya, apakah atap bisa melindungi bangunan Anda dari panas, hujan, dan badai? Perencanaan atap rumah harus ditentukan secara matang agar dapat memberi rasa nyaman bagi penghuninya. Berikut bentuk-bentuk atap yang bisa membantu Anda dalam merencanakan konstruksi baja ringan.

Bentuk-Bentuk Atap

Seperti yang sudah pernah kami bahas di artikel-artikel sebelumnya, atap sejatinya memiliki beberapa bentuk yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan. Di antaranya adalah sebagai berikut.

Atap pelana

Atap pelana dapat dikatakan sebagai atap yang paling sederhana. Anda akan mendapati sisinya hanya dua sisi miring dan sisi lainnya berupa gunungan. Namun demikian bentuk atap ini cukup banyak digemari sejak lama, bahkan sampai sekarang. Untuk atap pelana, dibutuhkan kemiringan kurang lebih 35 derajat.

Atap perisai

Bentuk atap ini adalah pengembangan dari atap pelana. Sisi atapnya yang panjang berbentuk trapesium, dan gunungan yang di bagian pelana diganti dengan bentuk miring segitiga. Sehingga keempat sisinya terlihat 4 sisi bidang miring.

Atap limas

Seperti namanya, bentuk atap ini mengumpulkan semua sisinya pada sebuah titik. Yakni seperti pyramid. 

Atap Datar

Tidak letter lock datar. Untuk atap ini, dibutuhkan setidaknya 2 derajat kemiringan agar air yang jatuh dapat langsung mengalir dan diarahkan ke lubang pembuangan. 

Atap miring

Atap ini membentuk kemiringan 22-30 derajat pada satu sisinya saja. 

Karakteristik baja ringan

Perencanaan Konstruksi Atap Baja Ringan

Setelah membahas bentuk-bentuk atap, mari kita menyelam lebih dalam pada karakteristik baja ringan yang akan Anda gunakan sebagai atap bangunan. Baja ringan merupakan istilah yang digunakan untuk mendefinisikan material dari baja yang tipis. Baja ringan bisa dikatakan mirip dengan besi karena unsur utamanya mengandung besi (Fe), hanya kadar karbonnya saja yang berbeda. 

Karena itulah baja memiliki sifat daya tahan yang baik pada panas, karat, dan goresan atau gesekan. Menurut ahli, baja memiliki kekuatan yang besar dengan masa yang kecil. Baja juga tahan pada oksidasi dan densitas yang besar.

Baca juga: Baja Ringan Bisa Karatan, Ini Cara Instalasi yang Benar

Baja ringan sendiri memiliki beberapa campuran logam seperti aluminium, zinc, silikon, atau magnesium.

Namun meskipun ringan, baja ringan memiliki kompensasi ketipisan tersendiri. Bentuk tipis baja ringan berkisar antara 0,3 milimeter sampai dengan 1 millimeter. Nah, dengan demikian untuk penggunaan atap, dibutuhkan baja ringan bermutu tinggi atau yang biasanya berstandar G550 (5500 kg/cm2) atau biasa disebut High Tension Steel.

Dengan standar tersebut, baja ringan seharusnya memiliki yield strength atau tension strength minimal 550 MPa.

*satuan MPa adalah kekuatan sebuah baja ringan yang diukur berdasarkan kgf/cm2 atau megapascal (MpPa)

Dengan 550 Mpa, baja ringan tidak akan putus saat ditarik dengan kekuatan 500 Mpa.

Hal yang paling penting dalam memasang baja ringan

Ketika memilih baja ringan, maka jangan pernah lupakan tentang bracing. Bracing merupakan pengaku dari keseluruhan struktur. Sebab, meskipun baja ringan memiliki komponen dasar baja bermutu tinggi, bila tanpa bracing, struktur rangka atap bisa gagal. Hal ini dikarenakan kekuatan baja ringan lebih lemah dibandingkan balok kayu.

Macam-macam Bracing

Ada sejumlah bracing yang wajib diketahui, diantaranya adalah bottom chord bracing atau pengaku batang bawah, top chord bracing atau pengaku batang atas yang biasanya berupa reng, Lateral Tie, dan diagonal Web Tie dan Strap Brace yang berupa pita baja untuk menahan gaya angin ataupun gempa yang bekerja pada sistem kuda-kuda. 

Peraturan bangunan di negara yang berstandar baik seperti Jepang, Amerika, Australia, maupun Malaysia pun sudah mewajibkan pemasangan bracing secara lengkap. Sebab ketidaklengkapan struktur bracing dapat membuat struktur menjadi timpang dan bisa berakibat fatal pada bangunan.

Perbandingan Atap Kayu, Baja Konvensional, dan Baja Ringan

Perencanaan Konstruksi Atap Baja Ringan
*jurnal Perencanaan Rangka Atap Baja Ringan, Agus Surando (2014)

Dari tabel di atas sedikit banyak membuktikan bahwa menggunakan baja ringan memiliki keunggulan dibandingkan dengan menggunakan kayu. Namun tetap saja dalam mengaplikasikan perencanaan konstruksi atap baja ringan, dibutuhkan keahlian khusus agar terselesaikan dengan sempurna. Sehingga dalam melancarkan rencana pembangunan, Anda cukup menyerahkan desain arsitektur dari bangunan tersebut, atau Anda mengundang aplikator tersebut untuk mensurvei bangunan anda dan mereka akan membuat rancangan atap dengan menggunakan software khusus yang hasilnya lebih akurat.

Menghitung Banyaknya Kebutuhan Baja Ringan

Untuk menghitung keperluan baja ringan sendiri, Anda harus menghitung volume yang dibutuhkan sesuai dengan ukuran rumah. Jika ukuran rumah 6×10 dengan overstek atap dengan panjang 1 meter sekitar 35 derajat.

  • Lebar bangunan 6+1+1= 8
  • Panjang bangunan 8+1+1=10
  • Derajat kemiringan cos 35=0,819

Selanjutnya gunakan rumus berikut!

Rumus Volume = ( Panjang Bangunan + Overstek Genteng ) x ( Lebar Bangunan + Overstek Genteng ) / Derajat Kemiringan Atap Genteng ( cos derajat )

Misal: 8 x 10 / 0.819 = 97,68 m2

Setelah ini, silahkan hitung kebutuhan pemasangan atap baja ringan, kaso, seng, sekrup, dan kebutuhan genteng.

Jika Anda sedang merencanakan konstruksi atap baja ringan, hubungi Super Bangun Jaya! Karena kami menyediakan berbagai kebutuhan bangunan dan renovasi rumah dari bahan dasar sampai finishing lengkap! Anda pun dapat berkonsultasi dengan nyaman menggunakan whatsapp. Klik di sini untuk tanya-tanya via whatsapp!

Jangan lupa follow instagram @superbangunjaya dan like Facebook Page Super Bangun Jaya supaya gak ketinggalan info promo dan kejutan lainnya. Ayo jangan ragu hubungi Super Bangun Jaya sekarang dengan chat via whatsapp!

LEAVE A COMMENT